DASAR KOMUNIKASI DAN INFORMASI
PERANAN KOMUNIKASI DALAM
PERPUSTAKAAN
OLEH:
NAMA : PUTU SHINDY CINTIA DEWI GRIADHI
NIM :
1404071001
SEMESTER : 1
JURUSAN DIPLOMA 3 PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2014
Abstrak
Komunikasi adalah suatu proses yang
memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu
sistem dapat diadakan, dipelihara, dan diubah, (dengan kata lain, komunikasi
yaitu suatu proses). Peran komunikasi sangat penting di lingkungan masyarakat,
begitu pula peran komunikasi di perpustakaan. Jika komunikasi tidak terjalin anatara
pustakawan dengan pengguna, maka maksud dan tujuan yang disampaikan tidak akan
tercapai. Dengan adanya komunikasi yang baik maka tidak akan terjadi kesalah
pahaman maksud dan tujuan antara pustakawan dan pengguna maupun sebaliknya.
Kata
kunci : komunikasi, pustakawan, perpustakaan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Termasuk dalam manusia
berorganisasi seperti di lingkungan perpustakaan. Lewat komunikasi manusia
dapat menyampaikan keinginan cita-cita, perencanaan pada orang lain. Makin
jelas dan efektif berlangsungnya komunikasi makin banyak pula informasi yang
dibutuhkan. Oleh karena itu keberadaan perpustakaan sebagai unit pengelola
informasi sangat penting untuk mendukung terjadinya komunikasi yang efektif di
masyarakat.
Komunikasi memainkan
peranan yang sangat penting sebagai sarana hubungan antar- individu dan
kelompok masyarakat untuk mengembangkan saling pengertian dan kerja sama
antarmanusia yang lebih baik.
Kemajuan pada bidang
informasi dan komunikasi tidak hanya disebabkan oleh adanya penemuan-penemuan
teknologi baru, namun juga disebabkan oleh semakin tumbuhnya kesadaran orang
atau individu dan bangsa akan adanya kesempatan dan kebutuhan sosial, ekonomi,
politik dan kebudayaan, termasuk kebutuhan akan adanya informasi. Jadi dapat
dikatakan bahwa informasi merupakan bagian dari komunikasi. Tanpa informasi
proses komunikasi tidak akan bisa berjalan dengan baik. Dengan demikian maka
kehadiran perpustakaan sebagai pengelola informasi menjadi pendukung dan
pelancar proses komunikasi. Demikian pula sebaliknya bahwa perpustakaan sebagai
organisasi membutuhkan bentuk komunikasi yang efektif dan efisien untuk berjalannya
organisasi tersebut dengan baik.
Dalam
makalah ini saya ingin memberikan pemaparan terhadap pentingnya komunikasi di
dalam perpustakaan dimana perpustakaan meerupakan suatu organisasi dan tempat
pelayanan informasi bagi khalayak banyak.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari komunikasi?
2.
Apa peranan komunikasi dalam
perpustakaan?
1.3. Tujuan
1. Untuk
dapat mengetahui pengertian dari komunikasi.
2. Untuk
dapat mengetahui peranan komunikasi dalam perpustakaan.
1.4. Manfaat
Manfaat yang
ingin didapatkan dari penulisan makalah ini adalah:
1.4.1
Siswa
Untuk menambah
pengetahuan tentang teknik komunikasi di perpustakaan.
1.4.2
Mata
Kuliah
Untuk mendalami
pemahaman dalam komunikasi dan bagian-bagiannya.
1.4.3
Lembaga
atau Jurusan Teknologi Pendidikan
Menambah refrensi
dalam mata kuliah Dasar Komunikasi dan Informasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Komunikasi
Sebelum kita membahas
pean penting komunikasi didalam perpustakaan lebih jauh, maka
baiknya dijelaskan dulu apa yang dimaksud dengan komunikasi itu sendiri.
Kata atau
istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau
menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini
bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’
atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam
pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu
merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia
yaitu:
Human communication is the process through which individuals –in
relationships, group, organizations and societies—respond to and create
messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia
adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok,
organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi
dengan lingkungan satu sama lain.
Komunikasi
merupakan sesuatu yang penting dalam berbagai hal, salah satunya adalah dalam
meningkatkan kepercayaan diri. Ilmu komunikasi adalah ilmu social sebagai ilmu
terapan (aplayed sience). Karena
termasuk ilmu terapan, maka disebut sebagai ilmu multi disipliner yang
merupakan ilmu aplikasi. Latar belakang dari ilmu komunikasi ini adalah gejala
social yang diakibatkan oleh media masa.
Sementara menurut
beberapa ahli yang lainnnya, komunikasi dapat didefinisikan lebih beragam,
seperti:
a.
Sarah Trenholm dan Arthur Jensen
(1996:4) mendefinisikan komunikasi adalah proses di mana sumber mentransmisikan
pesan kepada penerima melalui beragam saluran / media.
b.
Hoveland (1948: 371) mendefinisikan
komunikasi adalah proses di mana individu mentransmisikan stimulus untuk
mengubah perilaku individu yang lain.
c.
Menurut Gode (1969: 5) komunikasi adalah
suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli
oleh satu atau beberapa orang.
d.
Raymond S. Ross (1983: 8) mendefinisikan
komunikasi sebagai proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol
sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons
dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud oleh sang komunikator.
e.
Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid
(1981: 18) menyatakan komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau
lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang
pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
f.
Harold D. Lasswell sebagai mana dikutip
oleh Sendjaja (1999: 7) mengatakan cara yang baik untuk menggambarkan dengan
menjawab pertanyaan: ”siapa mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa,
dengan efek bagaimana?”
g.
Bernard Berelson dan Garry A Steiner
(1964: 527) mendefinisikan komunikasi sebagai transmisi informasi, gagasan,
emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, dan
sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut
komunikasi.
h.
Shanon dan Weaver (1949) menggambarkan
komunikasi sebagai bentuk interaksi manusia yang paling mempengaruhi satu sama
lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Dengan definisi
tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi mempunyai berbagai tujuan
antara lain memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku.
Ilmu
komunikas atau communicology adalah suatu ilmu yang mempelajari gejala social
sebagai akibat dari proses komunikasi masa, komunikasi komplek, dan komunikasi
antar personal.ilmu komunikasi juga dapat diartikan sebagai integrasi
prinsip-prinsip komunikasi yang diketengahkan para cendikiawan dari berbagai
disiplin akademik.
Ilmu
komunikasi termasuk ke dalam ilmu social yang meliputi, yaitu:
1. Ilmu
komunikasi interpersonal
2. Ilmu
komunikasi intrapersonal
3. Ilmu
komunikasi kelompok
4. Ilmu
komunikasi antarbudaya
5. Ilmu
komunikasi masa
Lingkup komunikasi dibagi menjadi 2,
yaitu lingkup komunikasi berdasarkan ilmu komunikasi dan lingkup komunikasi
berdasarkan S-O-R.
a.
Lingkup komunikasi berdasarkan ilmu
komunikasi:
1. Komunikator
2. Pesan
3. Media
4. Komunikan
5. Efek
b.
Lingkup komunikasi berdasarkan S-O-R:
1. S,
yaitu stimulus berupa rangsangan yang diberikan oleh komunikator berupa
sinyal-sinyal komunikasi.
2. O,
yaitu organism berupa bagaimana komunikan mengolah sinyal-sinyal komunikas itu
untuk dipilah dalam hal melahirkan respon/memunculkan respon.
3. R,
yaitu respond berupa reaksi yang dihasilkan dari komunikan setelah menerima dan
mengolah sinyal-sinyal yang diberikan.
2.2
Komunikasi Organisasi
Komunikasi
organisasi merupakan hal yang sangat diperlukan karena bahwasannya dalam
organisasi kita akan berinteraksi dengan orang lain (individu satu dengan
individu lain) agar tercapai suatu tujuan yang akan / ingin dicapai oleh
organisasi tersebut.
Organisasi
berasal dari kata organization yang merupakan bahasa latin. Berasal dari kata
dasar organizare yang berarti membentuk sebagian atau keseluruhan dari
bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi. Dapat dikatakan
sebagai paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung.
Bergantung dalam artian saling membutuhkan.
Ahli
Evert M. Rogers membuat buku communication in organization yang menyatakan
organisasi adalah suatu system yang mapan dari mereka yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang sama, melalui jenjang perpangkatan dan pembagian tugas.
Mapan dalam konteks:
1. Anggaran
dasar (AD & ART)
2. Struktur
orgnisasi
3. Tujuan
4. Jenjang
perpangkatan
5. Pembagian
tugas
2.3
Fungsi Komunikas Organisasi
Kantor, lembaga maupun
organisasi pada dasarnya adalah sebagai kumpulan orang-orang yang membutuhkan
saling berhubungan, berinteraksi dan bekerja sama melaksanakan kegiatan dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.
Seperti organisasi
lainnya, perpustakaan juga mempekerjakan orang-orang yang berbeda watak,
kebiasaan dan budayanya yang dalam satu kondisi tertentu mau tidak mau harus
saling berinteraksi, berkomunikasi agar terjalin suatu keharmonisan hubungan
baik secara internal maupun eksternal.
Fungsi komunikasi dalam
organisasi sangat besar. Menurut Sendjaja (Burhan. 2009), organisasi baik yang
berorientasi untuk mencari keuntungan (profit) maupun nirlaba (non-profit),
memiliki empat fungsi organisasi, yaitu: fungsi normatif, regulatif, persuasif,
dan integratif.
Fungsi komunikasi dalam
organisasi adalah sebagai berikut:
Fungsi informatif
Organisasi dapat
dipandang sebagai suatu system proses informasi (information-processing
system). Maksudnya, seluruh naggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu.
Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara
lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai
perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen
membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna
mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan
(bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu
juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan.
Fungsi regulatif
Fungsi regulatif ini
berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada
semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi
regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan
manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua
informasi yang disampaikan. Disamping itu, mereka juga mempunyai kewenangan untuk
memberi instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan
mereka ditempatkan pada lapis atas (position of outhority) supaya
perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah
banyak bergantung pada:
- Keabsahan pimpinan dalam
menyampaikan perintah
- Kekuatan pimpinan dlaam memberi
sanksi
- Kepercayaan bawahan terhadap
atasan sebagai seorang pimpinan sekaligus sebagai pribadi
- Tingkat kredibilitas pesan yang
diterima bawahan
Kedua, berkaitan dengan
pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya,
bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk
dilaksanakan
Fungsi persuasif
Dalam mengatur suatu
organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih
suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan
yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang
lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.
Fungsi integratif
Setiap organisasi
berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi
formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter,
bulletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal,
seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan
olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini menumbuhkan
keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.
2.4
Pengaruh Antara Komunikasi dengan
Organisasi
Terdapat
peranan-peranan yang mempengaruhi komunikasi dengan organisasi, antara lain:
a. Peranan
antar personal / interpersonal role yang terdiri dari:
1. Peranan
pokok (figure head role), yaitu bagaimana pemimpin melakukan komunikasi
terhadap bawahan. Contohnya berupa perintah, tugas, dll.
2. Peranan
pemimpin (header role), yaitu pemimpin bertanggung jawab terhadap lancar tidaknya
suatu pekerjaan bawahan dengan sarana komunikasi yang efektif.
b. Peranan
informasional / informational role adalah informasi komunikasi antar pemimpin
organisasi yang terdiri dari:
1. Peran
monitor
2. Peran
penyebar informasi khalayak dan sebaliknya
3. Peran
juru bicara
c. Peranan
memutuskan
1. Peran
wiraswasta / interpreneur role
2. Peranan
pengendali gangguan
3. Peranan
penentu sumber
4. Peranan
perunding
2.5
Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi
Dimensi
komunikasi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Komunikasi
Internal, yaitu komunikasi atau pertukaran gagasan diantara
orang-orang dalam satu kelompok maupun antara orang-orang dari kelompok yang
satu dengan kelompok yang lain dalam satu organisasi. Komunikasi internal
dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Komunikasi
vertical, yaitu komunikasi antara atasan maupun bwahan.
2. Komunikasi
horizontal, yaitu komunikasi antara sesame yang memiliki jabatan yang sama.
Komunikasi
internal meliputi dua jenis komunikasi yaitu : komunikasi antar personal dan
komunikasi kelompok.
a). Komunikasi antar
personal
adalah komunikasi
antara dua orang dan dapat berlangsung dengan tatap muka atau melalui media
(menggunakan alat) contoh : komunikasi antara 2 orang pustakawan.
b). Komunikasi kelompok
adalah komunikasi
antara seseorang dengan sekelompok orang dalam satu atau beberapa orang dari
kelompok memberikan tanggapan secara verbal. Jadi dalam komunikasi kelompok
seseorang yang bertindak sebagai komunikator dapat bertindak sebagai
komunikator dapat melakukan komunikasi antar personal dengan orang per orang
yang memberikan tanggapan.
Contoh : kumunikasi
antara koordinator pustakawan dengan para pustakawan.
b. Komunikasi
eksternal
Komunikasi
eksternal adalah komunikasi antara personal perpustakaan dengan perseorangan
atau kelompok masyarakat di luar perpustakaan. Komunikasi ini terdiri dua jalur
secara timbal balik yaitu komunikasi dari perpustakaan kepada masyarakat dan
dari masyarakat kepada perpustakaan.
Komunikasi
dari perpustakaan kepada masyarakat bisa terbentuk
·
Komunikasi antar personal
Contoh
:
Ø Komunikasi
dengan pengguna perpustakaan
Ø Komunikasi
ketika memberi konsultasi kepustakawanan
Ø Komunikasi
sebagai pemandu pameran
·
Komunikasi kelompok
Contoh:
Ø Membimbing,
melatih siswa-siswa di bidang kepustakawanan
Ø Penyajian
dalam seminar, lokakarya
·
Komunikasi massa
Contoh
:
Ø Surat
Kabar
Ø Radio
Ø Televise
Ø Film
·
Komunikasi dengan media
Contoh :
Ø Surat
Ø Telepon
Ø Pamflet,
brosur, spanduk, poster dll
Komunikasi
dari masyarakat kepada perpustakaan merupakan umpan balik sebagai efek dari
kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh perpustakaan. Umpan balik bisa berupa
saran atau bahkan opini public yang bisa berdampak positif atau negative.
2.6
Proses Komunikasi di Perpustakaan
Dapat dipastikan
bahwa di dalam aktivitas perpustakaan mutlak harus ada proses atau kegiatan
komunikasi. Kegiatan komunikasi yang berlangsung di perpustakan dapat dilihat
dari adanya kontak dan hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung,
antara pustakawan dan pengguna perpustakaan, adanya pesan yang disampaikan dan
diterima, dan adanya efek yang terjadi akibat diterimanya pesan melalui
komunikasi tersebut. Aktivitas pelayanan informasi antara pustakawan dan
pemustaka adalah salah satu bentuk kegiatan komunikasi di perpustakaan.
TEORI
LASSWELL
Untuk menjelaskan
mengenai proses komunikasi di perpustakaan, dapat diterapkan model yang
diberikan oleh Harold D. Lasswell. Model komunikasi ini merupakan model yang
sudah tua tetapi masih digunakan orang untuk tujuan tertentu. Ia adalah seorang
ahli ilmu politik dari Yale university.
Ia menggunakan lima
pertanyaan yang perlu ditanya dan dijawab dalam melihat proses komunikasi,
yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in
which medium atau dalam media apa, to whom atau kepada siapa,
dan dengan what effect atau apa efeknya.
Dalam proses komunikasi
di perpustakaan yang bertindak sebagai pembicara adalah pustakawan, yaitu yang
bertindak menyampaikan pesan-pesan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pesan yang disampaikan oleh pustakawan tersebut berupa informasi mengenai
berbagai ilmu pengetahuan dan informasi lainnya.
Media yang digunakan
untuk menyampaikan pesan tersebut adalah segala koleksi perpustakaan, baik
dalam bentuk tercetak seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan
sebagainya, maupun dalam bentuk media elektronik seperti komputer, film, slide,
mikrofis, rekaman suara, dan koleksi audio visual lainnya. Audien yang menjadi
sasaran informasi adalah masyarakat pengguna perpustakaan. Adapun efek yang
ingin dicapai oleh komunikator dengan pemberian informasi tersebut adalah agar
pengetahuan, sikap, maupun prilaku audien (komunikan) yang dalam hal ini adalah
pengguna dapat berubah.
2.7
Etika dalam Layanan Perpustakaan
Dalam etika
layanan perpustakaan, komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Hampir
semua aktivitas pelayanan dan kerja di lingkungan perpustakaan yang terjadi
dalam keseharian tidak terlepas dari interaksi / komunikasi dalam berbagai
cara; baik secara verbal, tulisan, gestural, ataupun bentuk komunikasi lainnya.
Namun, ada banyak pengertian atau pemahaman tentang komunikasi itu sendiri,
sehingga perlu adanya kesatuan persepsi.
Pelayanan
perpustakaan saat ini, tidak terbatas layanan informasi yang secara fisik ada
di gedung perpustakaan. Perubahan / perkembangan teknologi yang begitu cepat,
membuat layanan perpustakaan juga berkembang. Hal ini juga mempengaruhi
interaksi / komunikasi antara pustakawan dan penggunanya. Kita perlu mengenal
sasaran / pengguna perpustakaan; baik yang berkunjung ke perpustakaan secara
langsung maupun pengguna perpustakaan yang mengakses informasi melalui internet
/ fasilitas elektronik.
Media komunikasi
yang tersedia harus dikuasai; sehingga pustakawan dapat mempromosikan informasi
yang tersedia. Pustakawan perlu mengadakan pengkajian tujuan pesan komunikasi;
agar dapat memberdayakan informasi secara lebih optimal. Setelah itu perlu
menyadari peran komunikator dalam komunikasi, sebagai daya tarik sumber dan
kredibilitas sumber. Interaksi pustakawan pada penggunanya paling
kelihatan adalah dalam pelayanan peminjaman buku. Tugas ini sangat berat dan
penuh tantangan. Berbagai jenis sifat manusia, budaya, dan latar belakang
sosial bersatu, ingin mendapatkan layanan yang terbaik dari
pustakawan. Sekalipun fasilitas yang tersedia di perpustakaan
belumlah ideal, pustakawan tidak boleh semakin merendahkan citra perpustakaan
yang tidak begitu bagus. Justru dengan interaksi yang menyentuh hati, kita
dapat menciptakan citra yang berbeda. Memang harus kerja ekstra keras, tapi itu
yang harus kita lakukan bila kita ingin dihargai.
2.8
Fakta-Fakta Komunikasi
Secara umumnya
beberapa fakta asas mempengaruhi proses komunikasi. Antara fakta-fakta asas
tersebut adalah seperti yang berikut:
Bahasa
yang digunakan
Bahasa
dan perkataan yang digunakan dalam proses berkomunikasi hendaklah bahasa yang
mudah difahami oleh penerima/pendengar.
Nada
Suara
Semasa
berkomunikasi, gunakanlah nada suara yang sesuai dengan tahap-tahapan pendengar.Contohnya
untuk pendengar yang ramai dan di tempat yang lapang. Proses komunikasi dalam
kes ini memerlukan nada suara yang lebih lantang.
Gaya/stail
penyampai
Tingkah
laku, pergerakan anggota badan dan kaidah yang digunakan.Hendaklah bersesuaian
dengan masej yang hendak disampaikan. Dengan ini penyampaian tidak kaku dan
akan lebih berkesan. Kelancaran dan kefasihan adalah unsur-unsur yang penting
yang mempengaruhi proses komunikasi.
Kelajuan
Perkataan
Perhatian
perlu diberi kepada kelajuan pertuturan kita. Sebutan satu perkataan dengan
perkataan lain.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Dari pembahasan –
pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa komunikasi itu sangatlah penting
dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam masyarakat, organisasi bahkan di
dalam perpustakaan, komunikasi sangatlah penting agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang nantinya dapat menimbulkan masyarakat tersebut terpecah
belah.
Untuk
mengembangkan layanan perpustakaan dituntut adanya sikap
profesional dari petugas perpustakaan atau pustakawan. Tanpa sikap profesional
bagaimanapun modern, lengkap dan canggihnya perpustakaan tersebut akan kurang
berarti. Sehingga perlu dikembangkan dengan baik upaya-upaya peningkatan
profesionalitas pustakawan dalam rangka peningkatan layanan perpustakaan.
3.2
Saran
Melalui makalah
yang saya buat, saya ingin menyarankan kepada pembaca untuk melaksanakan
komunikas yang benar agar tercipta suatu keselarasan antara komunikator ataupun
komunikan agar nantinya tidak ada kesalah pahaman sehingga maksud dan tujuan
dapat tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ana
ratnasari. 2013. Peranan Penting
Komunikasi dalam Perpustakaan. Terdapat pada http://bloganaratnashariie.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 25 November 2014)
Basuki, Sulistyo. 1993. Pengantar
Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Fredi.
2012. Memahami Peranan Komunikasi dalam Perpustakaan.
Terdapat pada http://plediepedhed.wordpress.com/2012/03/07/memahami-peranan-komunikasi-dalam-perpustakaan/
(diakses pada tanggal 25 November 2014)
Organisasi
II. 2012. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi.
Terdapat pada http://www.psychologymania.com/2012/12/fungsi-komunikasi-dalam-organisasi.html (diakses pada tanggal 25 November 2014)
