Minggu, 01 Maret 2015

Dasar Komunikasi dan Informasi


  
DASAR KOMUNIKASI DAN INFORMASI

PERANAN KOMUNIKASI DALAM PERPUSTAKAAN


OLEH:
NAMA           : PUTU SHINDY CINTIA DEWI GRIADHI      
NIM                : 1404071001
SEMESTER  : 1


JURUSAN DIPLOMA 3 PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2014



Abstrak

Komunikasi adalah suatu proses yang memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat diadakan, dipelihara, dan diubah, (dengan kata lain, komunikasi yaitu suatu proses). Peran komunikasi sangat penting di lingkungan masyarakat, begitu pula peran komunikasi di perpustakaan. Jika komunikasi tidak terjalin anatara pustakawan dengan pengguna, maka maksud dan tujuan yang disampaikan tidak akan tercapai. Dengan adanya komunikasi yang baik maka tidak akan terjadi kesalah pahaman maksud dan tujuan antara pustakawan dan pengguna maupun sebaliknya.

Kata kunci : komunikasi, pustakawan, perpustakaan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Termasuk dalam manusia berorganisasi seperti di lingkungan perpustakaan. Lewat komunikasi manusia dapat menyampaikan keinginan cita-cita, perencanaan pada orang lain. Makin jelas dan efektif berlangsungnya komunikasi makin banyak pula informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu keberadaan perpustakaan sebagai unit pengelola informasi sangat penting untuk mendukung terjadinya komunikasi yang efektif di masyarakat.
Komunikasi memainkan peranan yang sangat penting sebagai sarana hubungan antar- individu dan kelompok masyarakat untuk mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antarmanusia yang lebih baik.
Kemajuan pada bidang informasi dan komunikasi tidak hanya disebabkan oleh adanya penemuan-penemuan teknologi baru, namun juga disebabkan oleh semakin tumbuhnya kesadaran orang atau individu dan bangsa akan adanya kesempatan dan kebutuhan sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, termasuk kebutuhan akan adanya informasi. Jadi dapat dikatakan bahwa informasi merupakan bagian dari komunikasi. Tanpa informasi proses komunikasi tidak akan bisa berjalan dengan baik. Dengan demikian maka kehadiran perpustakaan sebagai pengelola informasi menjadi pendukung dan pelancar proses komunikasi. Demikian pula sebaliknya bahwa perpustakaan sebagai organisasi membutuhkan bentuk komunikasi yang efektif dan efisien untuk berjalannya organisasi tersebut dengan baik.
Dalam makalah ini saya ingin memberikan pemaparan terhadap pentingnya komunikasi di dalam perpustakaan dimana perpustakaan meerupakan suatu organisasi dan tempat pelayanan informasi bagi khalayak banyak.

1.2.      Rumusan Masalah
                              1.            Apa pengertian dari komunikasi?
                              2.            Apa peranan komunikasi dalam perpustakaan?
1.3.      Tujuan
1.      Untuk dapat mengetahui pengertian dari komunikasi.
2.      Untuk dapat mengetahui peranan komunikasi dalam perpustakaan.
 1.4.     Manfaat
Manfaat yang ingin didapatkan dari penulisan makalah ini adalah:
1.4.1        Siswa
Untuk menambah pengetahuan tentang teknik komunikasi di perpustakaan.
1.4.2        Mata Kuliah
Untuk mendalami pemahaman dalam komunikasi dan bagian-bagiannya.
1.4.3        Lembaga atau Jurusan Teknologi Pendidikan
Menambah refrensi dalam mata kuliah Dasar Komunikasi dan Informasi.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1                        Pengertian Komunikasi
Sebelum kita membahas pean penting komunikasi didalam perpustakaan  lebih jauh, maka baiknya dijelaskan dulu apa yang dimaksud dengan komunikasi itu sendiri.
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Komunikasi merupakan sesuatu yang penting dalam berbagai hal, salah satunya adalah dalam meningkatkan kepercayaan diri. Ilmu komunikasi adalah ilmu social sebagai ilmu terapan (aplayed sience). Karena termasuk ilmu terapan, maka disebut sebagai ilmu multi disipliner yang merupakan ilmu aplikasi. Latar belakang dari ilmu komunikasi ini adalah gejala social yang diakibatkan oleh media masa.
Sementara menurut beberapa ahli yang lainnnya, komunikasi dapat didefinisikan lebih beragam, seperti:
a.       Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996:4) mendefinisikan komunikasi adalah proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran / media.
b.      Hoveland (1948: 371) mendefinisikan komunikasi adalah proses di mana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.
c.       Menurut Gode (1969: 5) komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang.
d.      Raymond S. Ross (1983: 8) mendefinisikan komunikasi sebagai proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud oleh sang komunikator.
e.       Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (1981: 18) menyatakan komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
f.       Harold D. Lasswell sebagai mana dikutip oleh Sendjaja (1999: 7) mengatakan cara yang baik untuk menggambarkan dengan menjawab pertanyaan: ”siapa mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan efek bagaimana?”
g.      Bernard Berelson dan Garry A Steiner (1964: 527) mendefinisikan komunikasi sebagai transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.
h.      Shanon dan Weaver (1949) menggambarkan komunikasi sebagai bentuk interaksi manusia yang paling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Dengan definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi mempunyai berbagai tujuan antara lain memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku.
Ilmu komunikas atau communicology adalah suatu ilmu yang mempelajari gejala social sebagai akibat dari proses komunikasi masa, komunikasi komplek, dan komunikasi antar personal.ilmu komunikasi juga dapat diartikan sebagai integrasi prinsip-prinsip komunikasi yang diketengahkan para cendikiawan dari berbagai disiplin akademik.
Ilmu komunikasi termasuk ke dalam ilmu social yang meliputi, yaitu:
1.      Ilmu komunikasi interpersonal
2.      Ilmu komunikasi intrapersonal
3.      Ilmu komunikasi kelompok
4.      Ilmu komunikasi antarbudaya
5.      Ilmu komunikasi masa


Lingkup komunikasi dibagi menjadi 2, yaitu lingkup komunikasi berdasarkan ilmu komunikasi dan lingkup komunikasi berdasarkan S-O-R.
a.       Lingkup komunikasi berdasarkan ilmu komunikasi:
1.      Komunikator
2.      Pesan
3.      Media
4.      Komunikan
5.      Efek
b.      Lingkup komunikasi berdasarkan S-O-R:
1.      S, yaitu stimulus berupa rangsangan yang diberikan oleh komunikator berupa sinyal-sinyal komunikasi.
2.      O, yaitu organism berupa bagaimana komunikan mengolah sinyal-sinyal komunikas itu untuk dipilah dalam hal melahirkan respon/memunculkan respon.
3.      R, yaitu respond berupa reaksi yang dihasilkan dari komunikan setelah menerima dan mengolah sinyal-sinyal yang diberikan.

2.2                        Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan hal yang sangat diperlukan karena bahwasannya dalam organisasi kita akan berinteraksi dengan orang lain (individu satu dengan individu lain) agar tercapai suatu tujuan yang akan / ingin dicapai oleh organisasi tersebut.
Organisasi berasal dari kata organization yang merupakan bahasa latin. Berasal dari kata dasar organizare yang berarti membentuk sebagian atau keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi. Dapat dikatakan sebagai paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Bergantung dalam artian saling membutuhkan.
Ahli Evert M. Rogers membuat buku communication in organization yang menyatakan organisasi adalah suatu system yang mapan dari mereka yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama, melalui jenjang perpangkatan dan pembagian tugas. Mapan dalam konteks:
1.      Anggaran dasar (AD & ART)
2.      Struktur orgnisasi
3.      Tujuan
4.      Jenjang perpangkatan
5.      Pembagian tugas
2.3                        Fungsi Komunikas Organisasi
Kantor, lembaga maupun organisasi pada dasarnya adalah sebagai kumpulan orang-orang yang membutuhkan saling berhubungan, berinteraksi dan bekerja sama melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Seperti organisasi lainnya, perpustakaan juga mempekerjakan orang-orang yang berbeda watak, kebiasaan dan budayanya yang dalam satu kondisi tertentu mau tidak mau harus saling berinteraksi, berkomunikasi agar terjalin suatu keharmonisan hubungan baik secara internal maupun eksternal.
Fungsi komunikasi dalam organisasi sangat besar. Menurut Sendjaja (Burhan. 2009), organisasi baik yang berorientasi untuk mencari keuntungan (profit) maupun nirlaba (non-profit), memiliki empat fungsi organisasi, yaitu: fungsi normatif, regulatif, persuasif, dan integratif.
Fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system proses informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh naggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan.
Fungsi regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu, mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of outhority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
  1. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah 
  2. Kekuatan pimpinan dlaam memberi sanksi 
  3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pimpinan sekaligus sebagai pribadi 
  4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan
Kedua, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan
Fungsi persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
Fungsi integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

2.4                        Pengaruh Antara Komunikasi dengan Organisasi
Terdapat peranan-peranan yang mempengaruhi komunikasi dengan organisasi, antara lain:
a.       Peranan antar personal / interpersonal role yang terdiri dari:
1.      Peranan pokok (figure head role), yaitu bagaimana pemimpin melakukan komunikasi terhadap bawahan. Contohnya berupa perintah, tugas, dll.
2.      Peranan pemimpin (header role), yaitu pemimpin bertanggung jawab terhadap lancar tidaknya suatu pekerjaan bawahan dengan sarana komunikasi yang efektif.
b.      Peranan informasional / informational role adalah informasi komunikasi antar pemimpin organisasi yang terdiri dari:
1.      Peran monitor
2.      Peran penyebar informasi khalayak dan sebaliknya
3.      Peran juru bicara
c.       Peranan memutuskan
1.      Peran wiraswasta / interpreneur role
2.      Peranan pengendali gangguan
3.      Peranan penentu sumber
4.      Peranan perunding

2.5                        Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi
Dimensi komunikasi dibagi menjadi dua yaitu:
a.       Komunikasi Internal, yaitu komunikasi atau  pertukaran gagasan diantara orang-orang dalam satu kelompok maupun antara orang-orang dari kelompok yang satu dengan kelompok yang lain dalam satu organisasi. Komunikasi internal dibagi menjadi 2, yaitu:
1.      Komunikasi vertical, yaitu komunikasi antara atasan maupun bwahan.
2.      Komunikasi horizontal, yaitu komunikasi antara sesame yang memiliki jabatan yang sama.
Komunikasi internal meliputi dua jenis komunikasi yaitu : komunikasi antar personal dan komunikasi kelompok.
a). Komunikasi antar personal
adalah komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan tatap muka atau melalui media (menggunakan alat) contoh : komunikasi antara 2 orang pustakawan.
b). Komunikasi kelompok
adalah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam satu atau beberapa orang dari kelompok memberikan tanggapan secara verbal. Jadi dalam komunikasi kelompok seseorang yang bertindak sebagai komunikator dapat bertindak sebagai komunikator dapat melakukan komunikasi antar personal dengan orang per orang yang memberikan tanggapan.
Contoh : kumunikasi antara koordinator pustakawan dengan para pustakawan.
b.      Komunikasi eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara personal perpustakaan dengan perseorangan atau kelompok masyarakat di luar perpustakaan. Komunikasi ini terdiri dua jalur secara timbal balik yaitu komunikasi dari perpustakaan kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada perpustakaan.
Komunikasi dari perpustakaan kepada masyarakat bisa terbentuk
·         Komunikasi antar personal
Contoh :
Ø  Komunikasi dengan pengguna perpustakaan
Ø  Komunikasi ketika memberi konsultasi kepustakawanan
Ø  Komunikasi sebagai pemandu pameran
·         Komunikasi kelompok
Contoh:
Ø  Membimbing, melatih siswa-siswa di bidang kepustakawanan
Ø  Penyajian dalam seminar, lokakarya
·         Komunikasi massa
Contoh :
Ø  Surat Kabar
Ø  Radio
Ø  Televise
Ø  Film
·         Komunikasi dengan media
Contoh : 
Ø  Surat
Ø  Telepon
Ø  Pamflet, brosur, spanduk, poster dll
Komunikasi dari masyarakat kepada perpustakaan merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh perpustakaan. Umpan balik bisa berupa saran atau bahkan opini public yang bisa berdampak positif atau negative.


2.6                        Proses Komunikasi di Perpustakaan
Dapat dipastikan bahwa di dalam aktivitas perpustakaan mutlak harus ada proses atau kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi yang berlangsung di perpustakan dapat dilihat dari adanya kontak dan hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, antara pustakawan dan pengguna perpustakaan, adanya pesan yang disampaikan dan diterima, dan adanya efek yang terjadi akibat diterimanya pesan melalui komunikasi tersebut. Aktivitas pelayanan informasi antara pustakawan dan pemustaka adalah salah satu bentuk kegiatan komunikasi di perpustakaan.
TEORI LASSWELL
Untuk menjelaskan mengenai proses komunikasi di perpustakaan, dapat diterapkan model yang diberikan oleh Harold D. Lasswell. Model komunikasi ini merupakan model yang sudah tua tetapi masih digunakan orang untuk tujuan tertentu. Ia adalah seorang ahli ilmu politik dari Yale university.
Ia menggunakan lima pertanyaan yang perlu ditanya dan dijawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in which medium atau dalam media apa, to whom atau kepada siapa, dan dengan what effect atau apa efeknya.
Dalam proses komunikasi di perpustakaan yang bertindak sebagai pembicara adalah pustakawan, yaitu yang bertindak menyampaikan pesan-pesan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pesan yang disampaikan oleh pustakawan tersebut berupa informasi mengenai berbagai ilmu pengetahuan dan informasi lainnya.
Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut adalah segala koleksi perpustakaan, baik dalam bentuk tercetak seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan sebagainya, maupun dalam bentuk media elektronik seperti komputer, film, slide, mikrofis, rekaman suara, dan koleksi audio visual lainnya. Audien yang menjadi sasaran informasi adalah masyarakat pengguna perpustakaan. Adapun efek yang ingin dicapai oleh komunikator dengan pemberian informasi tersebut adalah agar pengetahuan, sikap, maupun prilaku audien (komunikan) yang dalam hal ini adalah pengguna dapat berubah.

2.7                        Etika dalam Layanan Perpustakaan
Dalam etika layanan perpustakaan, komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Hampir semua aktivitas pelayanan dan kerja di lingkungan perpustakaan yang terjadi dalam keseharian tidak terlepas dari interaksi / komunikasi dalam berbagai cara; baik secara verbal, tulisan, gestural, ataupun bentuk komunikasi lainnya. Namun, ada banyak pengertian atau pemahaman tentang komunikasi itu sendiri, sehingga perlu adanya kesatuan persepsi.
Pelayanan perpustakaan saat ini, tidak terbatas layanan informasi yang secara fisik ada di gedung perpustakaan. Perubahan / perkembangan teknologi yang begitu cepat, membuat layanan perpustakaan juga berkembang. Hal ini juga mempengaruhi interaksi / komunikasi antara pustakawan dan penggunanya. Kita perlu mengenal sasaran / pengguna perpustakaan; baik yang berkunjung ke perpustakaan secara langsung maupun pengguna perpustakaan yang mengakses informasi melalui internet / fasilitas elektronik.
Media komunikasi yang tersedia harus dikuasai; sehingga pustakawan dapat mempromosikan informasi yang tersedia. Pustakawan perlu mengadakan pengkajian tujuan pesan komunikasi; agar dapat memberdayakan informasi secara lebih optimal. Setelah itu perlu menyadari peran komunikator dalam komunikasi, sebagai daya tarik sumber dan kredibilitas sumber.  Interaksi pustakawan pada penggunanya paling kelihatan adalah dalam pelayanan peminjaman buku. Tugas ini sangat berat dan penuh tantangan. Berbagai jenis sifat manusia, budaya, dan latar belakang sosial bersatu, ingin mendapatkan layanan yang terbaik dari pustakawan.  Sekalipun fasilitas yang tersedia di perpustakaan belumlah ideal, pustakawan tidak boleh semakin merendahkan citra perpustakaan yang tidak begitu bagus. Justru dengan interaksi yang menyentuh hati, kita dapat menciptakan citra yang berbeda. Memang harus kerja ekstra keras, tapi itu yang harus kita lakukan bila kita ingin dihargai.

2.8                        Fakta-Fakta Komunikasi
Secara umumnya beberapa fakta asas mempengaruhi proses komunikasi. Antara fakta-fakta asas tersebut adalah seperti yang berikut:
         Bahasa yang digunakan
Bahasa dan perkataan yang digunakan dalam proses berkomunikasi hendaklah bahasa yang mudah difahami oleh penerima/pendengar.
         Nada Suara
Semasa berkomunikasi, gunakanlah nada suara yang sesuai dengan tahap-tahapan pendengar.Contohnya untuk pendengar yang ramai dan di tempat yang lapang. Proses komunikasi dalam kes ini memerlukan nada suara yang lebih lantang.


         Gaya/stail penyampai
Tingkah laku, pergerakan anggota badan dan kaidah yang digunakan.Hendaklah bersesuaian dengan masej yang hendak disampaikan. Dengan ini penyampaian tidak kaku dan akan lebih berkesan. Kelancaran dan kefasihan adalah unsur-unsur yang penting yang mempengaruhi proses komunikasi.
         Kelajuan Perkataan
Perhatian perlu diberi kepada kelajuan pertuturan kita. Sebutan satu perkataan dengan perkataan lain.








BAB III
PENUTUP

3.1              Simpulan
Dari pembahasan – pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa komunikasi itu sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam masyarakat, organisasi bahkan di dalam perpustakaan, komunikasi sangatlah penting agar tidak terjadi kesalahpahaman yang nantinya dapat menimbulkan masyarakat tersebut terpecah belah.
Untuk mengembangkan  layanan  perpustakaan dituntut adanya sikap profesional dari petugas perpustakaan atau pustakawan. Tanpa sikap profesional bagaimanapun modern, lengkap dan canggihnya perpustakaan tersebut akan kurang berarti. Sehingga perlu dikembangkan dengan baik upaya-upaya peningkatan profesionalitas pustakawan dalam rangka peningkatan layanan perpustakaan.

3.2              Saran
Melalui makalah yang saya buat, saya ingin menyarankan kepada pembaca untuk melaksanakan komunikas yang benar agar tercipta suatu keselarasan antara komunikator ataupun komunikan agar nantinya tidak ada kesalah pahaman sehingga maksud dan tujuan dapat tercapai dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA
Ana ratnasari. 2013. Peranan Penting Komunikasi dalam Perpustakaan. Terdapat pada http://bloganaratnashariie.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 25 November 2014)
Basuki, Sulistyo. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Fredi. 2012. Memahami Peranan Komunikasi dalam Perpustakaan. Terdapat pada  http://plediepedhed.wordpress.com/2012/03/07/memahami-peranan-komunikasi-dalam-perpustakaan/ (diakses pada tanggal 25 November 2014)
Organisasi II. 2012. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi. Terdapat pada http://www.psychologymania.com/2012/12/fungsi-komunikasi-dalam-organisasi.html (diakses pada tanggal 25 November 2014)